Diabetes, insulin dan inulin. Ketiganya saling berhubungan. Diabetes ialah suatu penyakit yang disebabkan oleh tingginya kadar gula darah. Sementara Insulin yang diproduksi di pangkreas adalah suatu hormon polipeptida yang mengatur metabolisme karbohidrat. Selain merupakan “efektor” utama dalam homeostasis karbohidrat, hormon ini juga ambil bagian dalam metabolisme lemak (trigliserida) dan protein – hormon ini bersifat anabolik yang artinya meningkatkan penggunaan protein. Hormon tersebut juga memengaruhi jaringan tubuh lainnya.
Insulin menyebabkan sel (biologi) pada otot dan adiposit menyerap glukosa dari sirkulasi darah melalui transporter glukosa GLUT1 dan GLUT4[2] dan menyimpannya sebagai glikogen di dalam hati dan otot sebagai sumber energi.
Kadar insulin yang rendah akan mengurangi penyerapan glukosa dan tubuh akan mulai menggunakan lemak sebagai sumber energi.
Insulin digunakan dalam pengobatan beberapa jenis diabetes mellitus. Pasien dengan diabetes mellitus tipe 1 bergantung pada insulin eksogen (disuntikkan ke bawah kulit/subkutan) untuk keselamatannya karena kekurangan absolut hormon tersebut; pasien dengan diabetes mellitus tipe 2 memiliki tingkat produksi insulin rendah atau kebal insulin, dan kadang kala membutuhkan pengaturan insulin bila pengobatan lain tidak cukup untuk mengatur kadar glukosa darah.
Inulin, kata ini memang sepintas mirip dengan insulin. Seolah kata inulin, seperti salah ketik. Tapi ini bukan salah ketik. Inulin, ya… memang begitulah adanya, yang kalau dalam bahasa Inggris ditulis “inulin” juga. Jadi apa itu inulin?
Inulin merupakan sekelompok polisakarida yang terjadi secara alami yang dihasilkan oleh banyak jenis tanaman. Tanaman penghasil inulin yang paling terkenal ialah bunga dahlia dan bengkuang. Inulin adalah satu golongan serat yang dikenal sebagai fruktan. Inulin digunakan oleh beberapa tanaman sebagai tujuan menyimpan energi dan secara khusus dijumpai pada akar atau rimpang (rizoma). Kebanyakan tanaman yang mensintesis dan menyimpan inulin tidak menyimpan bahan-bahan lain seperti kanji. Inulin mempunyai rumus umum C6nH10n+2O5n+1.
Biokimia Inulin
Inulin merupakan polimer yang terdiri dari terutama unit-unit fruktosa, dan secara khas mempunyai sebuah glukosa terminal. Unit-unit fruktosa dalam molekul inulin terikat oleh sebuah ikatan glikosidat β (2→1). Pada umumnya, inulin tanaman mengandung antara 20 dan beberapa ribu unit fruktosa. Senyawa yang lebih kecil disebut fruktooligosakarida, yang paling sederhana ialah 1-kestosa, yang mempunyai dua unit fruktosa dan satu unit glukosa.
Inulin dinamakan dengan cara yang berikut ini, di mana n adalah jumlah residu fruktosa dan pi ialah singkatan untuk piranosil:
- Inulin dengan sebuah glukosa terminal dikenal sebagai alfa-D-glukopiranosil-[beta-D-fruktofuranosil] (n-1)-D-fruktoranosida, disingkat sebagai GpiFn (GpyFn).
- Inulin tanpa glukosa adalah beta-D-fruktopiranosil-[D-fruktofuranosil](n-1)-D-fruktofuranosida, disingkat seba-gai FpyFn.
Hidrolisis inulin dapat menghasilkan fruktooligosakarida, yang merupakan oligomer dengan tingkat polimerisasi.
Perhitungan Laju Filtrasi Glomerulus
Inulin secara unik diolah oleh nefron dalam mana ia disaring secara sempurna pada glomerulus tetapi tidak satu pun keluarkan atau pun diserap ulang oleh tubula . Sifat inulin ini memungkin-kan pemeriksaan inulin yang digunakan secara klinis sebagai ukuran sangat akurat dari laju filtrasi glomerulus (GFR)—kecepatan plasma dari arteriola saraf yang disaring pada kapsul Bowman yang diukur dalam mL/menit.
Ini adalah informatif untuk membedakan sifat-sifat inulin dengan yang berasal dari asam para-aminohippurat (PAH). PAH disaring secara bertahap dari plasma pada glomerulus dan tidak diserap-ulang oleh tubula, dengan cara yang identik dengan inulin. PAH berbeda dari inulin dalam mana fraksi PAH yang mengambil jalan-pintas glomerulus dan masuk ke sel-sel tubula nefron (melalui pembuluh peritubula) yang dikeluarkan secara sempurna. Pemeriksaan PAH renal (ginjal) lantas berguna dalam perhitungan aliran plasma renal (RPF), yang secara empiris adalah waktu aliran darah renal (1-Hematokrit). Dengan catatan, pemeriksaan PAH adalah cerminan dari RPF saja terhadap porsi ginjal yang sepakat dengan pembentukan urin, dan, dengan demikian, mengabaikan RPF yang sebenarnya dengan kira-kira 10%.
Pengukuran GFR melalui inulin atau sinistrin masih dianggap sebagai gold standard. Namun, hal ini sekarang telah digantikan secara luas dengan yang lain, ipengukuran yang lebih sederhana yang mendekati GFR. Ukuran tersebut, yang meliputi pengukuran substrat seperti EDTA, iso-heksanol, Kromium51 bertanda isotop (dikelatkan dengan EDTA) dan kreatinin, telah bermanfaat yang dikonfirmasikan dengan sejumlah besar pasien dengan penyakit ginjal kronis.
Baik untuk inulin maupun kreatinin, perhitungannya melibatkan konsentrasi dalam urin dan dalam serum. Namun, tidak seperti kreatinin, inulin tidak terdapat secara alami di dalam tubuh. Ini adalah sebuah keuntungan dari inulin (karena jumlah yang diinfus akan diketahui) dan sebuah kerugian (karena suatu infusi diperlukan).
Nasib Secara in vivo
Inulin tidak dapat diurai oleh enzim ptialin dan amilase, yang diadaptasikan pada pencernaan kanji. Akibatnya, inulin lewat melalui banyak sistem pencernaan tetap utuh. Hanya pada kolon saja bakteri memetabolisme inulin, dengan melepaskan CO2, hidrogen, dan/atau metana dalam jumlah yang signifikan. Makanan yang mengandung-Inulin dapat agak ber-gas, khususnya, untuk itu tidak terbiasa bagi inulin, dan makanan tersebut harus dikonsumsi dalam jumlah sedang pada pertama kali.
Ada tiga tipe serat makanan, yaitu: yang larut, tidak larut, dan tahan terhadap kanji. Serat tak larut meningkatkan pergerakan material melalui sistem pencernaan dan meningkatkan volume tinja; inulin khususnya sangat membantu bagi penderita sembelit atau ketidak teraturan buang air besar. Serat larut dapat larut dalam air yang membentuk material gelatin. Beberapa serat larut dapat membantu menurunkan tingkat kolesterol dan gula darah. Inulin dianggap merupakan serat larut.
Karena pencernaan normal tidak mengurai inulin menjadi monosakarida, maka ia tidak meningkatkan kadar gula darah, dan oleh karena itu, sangat membantu dalam penatalaksanaan diabetes. Inulin juga merangsang pertumbuhan bakteri di dalam usus. Inulin lewat melalui perut dan usus dua belas jari tanpa dicerna dan sangat tersedia bagi bakteri flora usus. Ini membuat inulin mirip serupa dengan kanji yang resisten dan karbohidrat lain yang dapat difermentasikan. Ini berbeda dengan racikan probiotik yang dimiliki yang berbasis pada bakteri asam laktat (LAB) dalam mana bakteri ini memiliki kondisi kelansungan hidup yang sangat menantang melalui saluran pencernaan sebelum mereka mampu berkoloni di dalam usus.
Sejumlah makanan tradisional mengandung lebih dari 20 gr per hari inulin atau fruktooligosakarida. Makanan pemburu prasejarah di Gurun Chihuahuan diperkirakan mencapai 135 gr per hari inulin dari tipe fruktan. Banyak makanan yang secara alami tinggi inulinnya atau fruktooligosakarida, seperti cikori, bawang putih, dan bawang bombai, terlihat sebagai “stimulan dari makanan kesehatan” selama berabad-abad.
Inulin juga digunakan dalam uji medis untuk mengukur jumlah total dari volume esktraselular dan menentukan fungsi ginjal.
Inulin secara umum diakui sebagai zat yang aman (GRAS) oleh Badan Pengawasan Obat dan Makanan (FDA) Amerika Serikat.
Sekitar 30–40% orang di Eropa Tengah menderita dari malabsorpsi fruktosa. Inulin adalah suatu fruktan, asupan makanan yang berlebih bisa menimbulkan efek samping minor, seperti meningkatnya flatulensi (gas dalam perut) dan akibat malabsorpsi fruktosa. Ini direkomendasikan bahwa asupan fruktan untuk orang-orang dengan malabsorpsi fruktosa dijaga pada kurang lebih 0,5 gram per saji.
Kegunaan Inulin
Makanan yang diproses
Inulin semakin meningkat digunakan dalam makanan-makanan yang diproses karena inulin mempunyai karakteristik yang dapat beradaptasi secara tidak lazim. Rentang cita-rasa dari rasa manis campuran sampai rasa manis yang rumit (hampir 10% manisnya gula/sukrosa). Inulin dapat digunakan untuk meng-gantikan gula, lemak dan tepung. Ini menguntungkan karena inulin mengandung 25-35% energi makanan dari karbohidrat (kanji, gula). Sementara inulin adalah satu ramuan yang serba guna, ia juga bermanfaat bagi kesehatan.
Inulin dapat meningkatkan penyerapan kalsium dan barangkali juga penyerapan magnesium, sambil mempromosikan pertumbuhan bakteri usus. Mengenai nutrisi, inulin dianggap suatu bentuk serat larut dan terkadang dikategorikan sebagai prebiotik.
Karena kemampuan tubuh yang terbatas untuk memproses fruktan, maka inulin mempunyai dampak meningkatkan gula darah yang minimal, dan—tidak seperti fruktosa—tidak insulemik dan tidak menaikkan trigliserida, membuat inulin dianggap cocok untuk penderita diabetes dan berpotensi sangat membantu dalam mengatur gula darah-terkait penyakit. Konsumsi dalam jumlah besar (terutama, orang yang sensitif atau tidak terbiasa) dapat menimbulkan gas dan kembung, dan produk-produk yang mengandung inulin terkadang perlu waspada untuk menambahnya secara bertahap terhadap makanan seseorang.
Penggunaan industri
Inulin yang tidak bisa dihidrolisis dapat juga dikonversi secara langsung menjadi etanol dalam sebuah proses sakarifikasi dan fermentasi bersama, yang bisa mempunyai potensi besar untuk mengubah hasil panen yang tinggi inulin menjadi bahan bakar.
Obat-obatan
Inulin dan analognya sinistrin digunakan untuk membantu mengukur fungsi ginjal dengan menentukan laju filtrasi glomerulus (GFR). GFR ialah volume cairan yang disaring dari pembuluh glomerulus ginjal (renal) pada kapsul Bpwman per satuan waktu. Inulin yang penggunaan utama sebagai yang disekresikan atau diserap ulang dalam berapa pun jumlah yang dapat dinilai pada nefron yang mengizinkan GFR dihitung, yang lebih baik dari total filtrasi renal.
Namun, karena pembatasan klinis, inulin dan sinistrin meskipun ditentukan melalui penanganan yang lebih baik fitur jarang digunakan untuk tujuan ini dan angka kreatinin adalah baku bagi penentuan suatu GFR yang mendekati. Inulin juga digunakan untuk rehidrasi dan remineralisasi yang menyertai pentingnya kehilangan air, seperti diare dan diforesis. Inulin dapat juga digunakan sebagai adjuvan vaksin.
Sumber Inulin Alami
Di Eropa dan Amerika, sebelum penemuan insulin pada 1923, penderita diabetes-serta konsumtif-sering diberikan zat yang disebut Atlantic starch atau diabetic sugar, yang berasal dari inulin, suatu bentuk gula buah yang terjadi secara alami, yang diekstrak dari akar bunga dahlia. Inulin juga banyak terkandung dalam bengkoang. Inulin masih digunakan dalam uji klinis untuk fungsionalitas ginjal.
Bengkuang sebagai Sumber Inulin
Bengkuang atau bengkoang (Pachyrhizus erosus) dikenal dari umbi (cormus) putihnya yang bisa dimakan sebagai komponen rujak dan asinan atau dijadikan masker untuk menyegarkan wajah dan memutihkan kulit. Tumbuhan yang berasal dari Amerika tropis ini termasuk dalam suku polong-polongan atau Fabaceae. Di tempat asalnya, tumbuhan ini dikenal sebagai xicama atau jícama. Orang Jawa menyebutnya sebagai besusu.
Gambar-2.
Umbi bengkuang, Pachyrhizus erosus; dari Situgede, Bogor.
Tumbuhan ini membentuk umbi akar (cormus) berbentuk bulat atau membulat seperti gasing dengan berat dapat mencapai 5 kg. Kulit umbinya tipis berwarna kuning pucat dan bagian dalamnya berwarna putih dengan cairan segar agak manis. Umbinya mengandung gula dan pati serta fosfor dan kalsium. Umbi ini juga memiliki efek pendingin karena mengandung kadar air 86-90%. Rasa manis berasal dari suatu oligosakarida yang disebut inulin, yang tidak bisa dicerna tubuh manusia. Sifat ini berguna bagi penderita diabetes atau orang yang berdiet rendah kalori.
Umbi bengkuang biasa dijual orang untuk dijadikan bahan makanan berupa rujak, asinan, manisan, atau dicampurkan dalam masakan tradisional seperti tekwan. Umbi bengkuang sebaiknya disimpan pada tempat kering bersuhu 12 °C hingga 16 °C. Suhu lebih rendah mengakibatkan kerusakan. Penyimpanan yang baik dapat membuat umbi bertahan hingga 2 bulan.
Tanam-tanaman yang mengandung konsentrasi tinggi inulin lainnya meliputi: